Saturday, May 22, 2010

MEMANCING PERADABAN DI JEMBATAN GALATA

Jembatan Galata memang mendatangkan inspirasi bagi banyak orang di Istanbul, Turki. Tidak hanya bagi penduduk asli, bahkan juga bagi para pendatang seperti saya. Setiap hari, para pemancing tampak sangat menikmati proses menunggu umpan mereka dilahap ikan. Semula saya cukup heran bagaimana bisa pemancing ini begitu menikmati kegiatan yang cukup menjemukan bagi sebagian orang, apalagi kala itu angin musim semi masih lumayan dingin bertiup. Karena penasaran, akhirnya saya tertarik menjadikan aktivitas memancing sebagai bagian syuting backpacker.

Posisi biasanya menentukan bagi pemancing. Umumnya pemancing memilih posisi yang memungkinkan umpannya dimakan ikan. Namun berbeda halnya dengan pemancing di Jembatan Galata. Mereka cenderung memilih posisi menghadap Old City atau kota tua Istanbul. Karena dengan begitu mereka bisa sangat menikmati memancing sekaligus mengagumi peradaban yang dibentuk Kesultanan Ottoman di masa jayanya. Betapa tidak, dari sisi kiri jembatan menuju kawasan Sultan Ahmet ini, kita bisa meyaksikan kemegahan bangunan tempo doeloe. Katakanlah seperti Masjid Biru dan Aya Sophia. Nikmat rasanya melempar pandangan mata ke kawasan kota tua, seakan kita pun terbawa romantisme Istanbul masa lalu. Ini pula yang dirasakan Orhan Pamuk ketika ia menulis novelnya, Istanbul. Dari Jembatan Galata-lah kita bisa meresapi kejayaan Kesultanan Ottoman. Jembatan ini sediri pertama kali dibangun tahun 1845 oleh ibunda Sultan Abdul Mecid. Dahulu, jembatan hanya terbuat dari kayu. Nah, setelah lima kali perubahan barulah pada tahun 1994 terbentuk Jembatan Galata yang kita kenal sekarang. Ya, jembatan ini sendiri memang merupakan pembatas antara kawasan Karakoy yang mewakili Istanbul modern dengan Eminomu kawasan kota tua.


Bila sejarah belum cukup memanjakan hati, maka lepaskanlah pandangan di Laut Marmara. Lautan yan merupakan bagian dari Golden Horn atau tanduk emas ini merupakan jalur yang cukup sibuk. Di bawah jembatan kita bisa menyaksikan lalu lalang kapal pesiar yang dimuati wisatawan. Kegiatan cruising melintasi Golden Horn memang merupakan daya tarik tersendiri bagi pariwisata. Karena wisatawan dapat menyaksikan keanggunan Istanbul dari lautan berupa vila-vila mewah peninggalan kaum bangsawan semasa kekuasaan Kesultanan Ottoman.

Selain kapal pesiar, tampak pula melintas kapal feri. Kapal bermuatan penumpang ini menghubungkan Istanbul Eropa dan Istanbul Asia. Mayoritas pengguna feri antar benua ini merupakan penduduk lokal. Biasanya, mereka adalah karyawan yang bekerja di Istanbul Eropa namun tinggal di Istanbul Asia. Jadi hampir setiap hari mereka melakukan perjalanan antar benua, bukan lagi antar provinsi. Unik bukan !
Hal ini dimungkinkan mengingat posisi Istanbul yang cukup unik di antara seluruh kota dunia. Kota yang dahulu bernama Konstantinopel ini berada persis di antara belahan dunia Eropa dan Asia. Tidak heran bila percampuran kedua budaya ini cukup mempengaruhi masyarakat dalam segenap aktivitasnya.
Tidak akan ada habis-habisnya memang bila kita meresapi peradaban yang pernah hadir di kota ini, semasa masih bernama Konstantinopel hingga menjadi Istanbul. Dan semua ini cukup dilakukan dengan memancing di atas Jembatan Galata. (ysd)


6 comments:

  1. ahhhh ingin rasanya pergi ke istanbul, merasakan nikmatnya naik kapal dari istanbul asia ke istanbul eropa..

    nice paper yulika :)

    ReplyDelete
  2. Dewi Dwi DamayantiMay 23, 2010 at 1:15 AM

    enak bgt mungkin y,,bisa memancing smbl memandang hal2 yg bersjrh,maupun menikmati naik kapal dari istanbul asia ke istanbul eropa ,di istanbul kota yg penuh sejarah

    ReplyDelete
  3. Jadi inget buku Orhan Pamuk yang sudah lama dibeli, tapi belum sempat kebaca..:)....Turki memang menarik, negara sekuler dengan kekayaan sejarah yang luar biasa...ingin melihat dengan mata kepala sendiri negara dengan warisan budaya agung masa lampau itu...

    ReplyDelete
  4. Comment ku adalah :

    1. Tulisan bang eko bagus, enak dibaca.. n judul tulisan keren :)

    2. Ngomongin jembatan, aku jadi ingat jembatan cantik di negeri sendiri. Tepatnya dekat rumahku. Adalah jembatan gantung di jl. Kali Besar (Kaliber), Kota Tua-Jakarta. Sekarang namanya jembatan kota intan. Dibangun pada tahun 1628, berarti sekarang umurnya 382 tahun. Dulunya jembatan ini bisa diangkat & diturunkan apabila ada kapal atau perahu yg lewat, maka penjaga jembatan akan segera menarik pengungkit jembatan tsb. Menurutku Jembatan itu cantik.. Banyak orang yg foto2 disana.

    3. Istanbul Turki, emang unik & negara paling ajaib ya bang... Ibukotanya di eropa, sebagian besar negaranya di asia. Udah maju banget peradabannya. Hhmm, bang eko aja sampe mancing peradaban di jembatan galata. Mudah2an Indonesia bisa kaya gitu ya.. indah, tenang, damai & maju peradabannya. Aku punya mimpi, suatu saat nanti pengen ke Turki.. n menyaksikan sendiri apa yg sudah abang ceritakan. Doain ya.. Hehe. Thanks

    ReplyDelete
  5. itu sih tujuan utamanya bukan mancing tapi menikmati pemandangan...

    ReplyDelete
  6. siiiiiiippp... emang kereeenn kok ga usah di ragukan lagi, nyebrang benua.. luar biasaaa... ntar ada jembatan antar benua kali yha.. hehe.. btw bang yulika, note yang ini blm di ratain kanan dan kiri loh.. tetep asikin aja teruuussss... thnx

    ReplyDelete

Sampaikan pertanyaan, saran, dan kritik Anda di blog ini atau mention akun twitter @ysdaya Terima kasih.

Pages