Saat melanjutkan perjalanan dari Madinah menuju Mekkah waktu yang ditempuh mencapai 5 jam. Tibalah waktunya jamaah akan melaksanakan umroh. Untuk itu, jamaah dapat berhenti di Masjid Bir Ali guna mengambil miqot atau niat berumroh. Miqot terbagi menjadi dua, yakni berdasarkan waktu dan tempat. Kalau menurut waktu di mulai dari awal bulan Syawal dan diakhiri pada malam 10 Dzulhijah. Dan boleh melakukan ihram, sehari sebelumnya.
Adapun berdasarkan tempat, terdapat 5 titik miqot, yakni miqot Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah, Miqot Al Juhfah untuk penduduk Suria, miqot Qarn Al Manazi untuk penduduk Najd, miqot Yalamlam untuk penduduk Yaman, dan miqot Dzat Irq untuk penduduk Irak.
Bila mengambil miqot atau berniat umroh di Masjid Bir Ali maka dinamakan miqot Dzul Hulaifah. Masjid Bir Ali sebenarnya memiliki nama asli Masjid As-Syajarah atau Masjid Pohon karena masjid ini dibangun di tempat pohon yang pernah disinggahi nabi dan berteduh di bawahnya. Jarak dari Madinah untuk mencapai Masjid ini hanya 7 kilometer. Namun jika seandainya miqot tidak dilaksanakan, maka jamaah akan mendapat dam atau denda dan umrohnya batal. Dari tempat ini pula jamaah berganti pakaian hanya mengenakan ihram.
Setelah menempuh perjalanan 5 jam, jamaah akan memasuki kota Mekkah, negeri yang paling dicintai Allah dan Rasul-Nya, serta kiblatnya kaum Muslim. Allah SWT telah menjadikan Mekkah Al Mukaromah sebagai tanah haram yang dihormati, sejak langit dan bumi diciptakan. Kota Mekkah juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW bahwasanya jika manusia berada di dalam tanah haram akan merasa aman. Bahkan rasa aman ini juga dimiliki oleh pepohonan dan tumbuh-tumbuhan dengan larangan memotongnya, burung-burung pun tidak boleh diusir.
Nah, sesampainya di kota Mekkah, setelah menaruh barang-barang di kamar penginapan maka segeralah berumroh menuju Masjidil Haram. Hal ini dilakukan guna menhindari batalnya niat kita berumroh. Masjidil Haram pada awalnya masih sangat sederhana, lalu dari masa ke masa mengalami perluasan. Hingga perluasan Ibrahim terjadi pada masa pemerintahan Al Muqtadir Billah Al Abbasi pada tahun 306 Hijriyah.Sejak itu hingga lebih dari 1000 tahun, Masjidil Haram tidak mengalami perluasan.
Barulah pada tahun 1956, secara resmi Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan perluasan. Bahkan hingga saat ini, Masjidil Haram dipercantik, diperindah dan dilengkapi segala fasilitas pendukungnya. Kini luasnya mencapai 76 ribu meter persegi.
Bagi jamaah yang melaksakan rukun umroh ataupun haji tidak lagi merasakan kesusahan atau kepanasan. Bila haus, maka cukup membawa botol kosong untuk diisikan air zam zam yang tersimpan dalam tong-tong di Masjidil Haram. Jangan khawatir pula untuk kehilangan alas kaki sepanjang kita menghapalkan dari gerbang berapa kita masuk dan menaruh alas kaki. Untuk melaksanakan sholat di dalam Masjidil Haram cukup menghadap kiblat, mengingat bangunan masjid dibuat melingkari Ka`bah. Banyak-banyaklah sholat di Masjdil Haram mengingat sabda nabi mengatakan keutamaan shalat di sini adalah 100 ribu kali pahalanya dibandingkan dengan masjid biasa. Subhanallah.
Adapun yang dinamakan Ka`bah yang bermakna kubus terletak persis di tengah-tengah Masjidil Haram di ruangan terbuka. Inilah tempat yang menjadi kiblat seluruh umat muslim di penjuru dunia. Saat melakukan tawaf atau mengelilingi Ka`bah maka usahakanlah untuk mengambil posisi dari lingkaran terluar. Hal ini dimaksudkan agar badan kita yang relatif berukuran kecil dibanding bangsa lain tidak terjepit. Barulah saat putaran kedua, ketiga, keempat, hingga kelima bisa masuk lingkaran dalam mendekat bangunan Kabah. Dan berangsur-angsur di putaran keenam dan ketujuh untuk bergerak ke lingkaran terluar agar tidak terjepit selesai melakukan tawaf.
Bagi jamaah yang hendak mencium batu Hajar Aswad, persiapkan fisik yang prima. Maklum, begitu banyak jamaah lain berebut ingin mencium batu ini. Jangan memaksakan diri bila tidak kuat. Namun jamaah juga perlu kiranya mewaspadai beberapa usaha mengambil keuntungan segolongan orang yang pura-pura menolong untuk mencium Hajar Aswad. Padahal setelah selesai, mereka akan menodong jamaah sejumlah uang dalam jumlah besar.
Kabah memiliki sisi yang cukup dipadati jamaah yakni Maqam Ibrahim. Namun artinya bukanlah kuburan Ibrahim, melainkan jejak telapak kaki Nabi Ibrahim saat membangun Kabah. Di dekat Maqam Ibrahim terdapat pula Hijir Ismail. Bentuk Hijir Ismail melengkung setengah lingkaran dari Kabah dibatasi dinding setinggi dada orang dewasa. Banyak jamaah melakukan shalat dan bermunajat di sini, mengingat Hijir Ismail disamakan bagai memasuki Kabah. Doa yang dipanjatkan, Insya Allah mustajab di sini.
Setelah selesai tawaf atau mengelilingi Kabah, maka tiba waktunya melaksakan Sai yakni berjalan diselingi lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwa. Hal ini dilakukan sebagai refleksi bagaimana usaha Siti Hajar di kala itu berjuang mencari sumber air bagi Ismail, putra tercintanya.
Jangan bayangkan melaksanakan Sai melewati bukit tandus berpasir dan panas. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah membentuk Sai menjadi landasan lantai bermarmer lengkap dengan pendingin udara. Bahkan bagi jamaah jompo atau cacat disediakan pula lintasan khusus menggunakan kursi roda. Sungguh jauh sekali membandingkan penderitaan yang dirasakan Siti Hajar zaman dahulu kala.
Usai melakukan sai tujuh putaran, maka jamaah diwajibkan melakukan tahallul atau mencukur beberapa helai rambutnya. Dengan begitu selesailah umroh. Segera beristirahat di kamar penginapan bila telah merasakan kecapaian dan jangan memaksa fisik. Mengingat masih banyak ibadah yang dapat dilakukan esok hari. Bahkan bila ingin melakukan umroh, jamaah tinggal pergi keluar kota Mekkah dan mengambil miqot atau niat umroh di tempat yang ditentukan dan kembali ke Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh. Untuk itu jamaah harus keluar ke tanah halal terdekat yakni Tan`im atau Ji`ronah. Tan`im terletak di sebelah utara Mekkah, adapun Ji`ronah berada pada 16 kilometer arah timur laut kota Mekkah.
Saat ini kawasan sekeliling Masjidil Haram sedang mengalami pembagunan besar-besaran. Dengan dikelilingi bangunan hotel dan pusat perbelanjaan, Masjidil Haram bagaikan terkepung oleh gelimang kapitalis di tanah suci. Banyak debu beterbangan di beberapa tempat yang sedang dibangun, usahakan membawa masker atau penutup mulut. Satu lagi yang cukup mengganggu di kawasan Masjidil Haram adalah keberadaan pengemis yang kemungkinan berasal dari Afrika bila melihat warna kulit mereka. Disarankan untuk menjauhi para pengemis agar tidak terkena tindak kriminalitas, meski bukan berarti jamaah tidak perlu mengeluarkan sedekah.
Beberapa tempat di kota Mekkah sering dijadikan lokasi favorit wisata religi. Di antaranya adalah Jabal Tsur yakni bukit dimana Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya Abu Bakar bersembunyi saat akan hijrah dari pengejaran kaum kafir. Atas kuasa Allah SWT maka pintu gua dihalangi sarang burung dan juga sarang laba-laba. Maka selamatlah nabi bersama sahabatnya dari kejaran kaum Quraisy. Untuk menuju lokasi, hanya berjarak 6 kilometer dari Masjidil Haram. Namun butuh waktu 2 hingga 3 jam bila jamaah ingin mendaki hingga puncak Jabal Tsur.
Lokasi favorit berikutnya adalah Jabal Rahmah, yaitu tempat dimana Nabi Adam AS bertemu kembali denga Siti Hawa setelah turun dari Surga ke Bumi dan berpisah 100 tahun lamanya.
Di Jabal Rahmah pula, Rasulullah membacakan khutbah wada’ atau khutbah perpisahan. Di sini pula, Rasulullah menerima wahyu terakhir yaitu Surat Al Maidah. Kala itu, sahabat nabi Abu Bakar menangis. Ia menyadari dan tahu bahwa khutbah wada’ nabi merupakan pertanda akhir perjuangan Rasulullah dan akan segera berpisah dengan umat Islam.
Sayangnya, nilai keskralan tempat ini sudah pudar. Banyak pedagang kaki lima, semrawut berjualan di sini. Bahkan pengemis dan gelandangan memenuhi anak tangga menuju Tugu Jabal Rahmah. Tugu yang menjadi pertanda tempat bertemunya Adam dan Hawa pun penuh dengan coretan coretan. Jabal Rahmah sendiri bermakna bukit kasih sayang. Tak heran jika banyak orang yang menuliskan nama pasangannya, berharap dipertemukan atau dijodohkan seperti Adam dan Hawa.
Orang-orang dari berbagai bangsa juga tak menyia-nyiakan untuk berdoa di sini. Mereka berharap do’anya dikabulkan karena diyakini tempat ini makbul untuk berdoa.
Tidak jauh dari Jabal Rahmah, jamaah bisa mengunjungi Padang Arafah. Di tempat ini saat musim haji tiba dipenuhi jamaah yang berkumpul singgah sebentar. Riwayat mengatakan di sinilah tempat dikumpulkannya seluruh anak manusia di hari kiamat.
Arafah berjarak sekitar 25 kilometer sebelah timur kota Mekkah. Luasnya sekitar 8 kilometer persegi. Dahulu Padang Arafah terkenal tandus. Namun Padang Arafah terlihat menghijau berkat tanaman mirip Pohon Mindi. Di sini populer dengan sebutan ‘Pohon Soekarno’ untuk menghormati Presiden Indonesia pertama yang mengusulkan penghijauan Arafah. Soekarno juga menyediakan ribuan bibit pohon ini dan ahli pertanian untuk penanamannya di Arafah.
Sekarang waktunya melanjutkan wisata religi ke daerah Hudaibiyah. Di sini terdapat Masjid Hudaibiyah. Rasulullah pernah membuat perjanjian Hudaibiyah dengan kaum musyrikin. Sayang, situsnya kini menjadi puin-puing dan banyak coretan dimana-mana.
Kisah Hudaibiyah berawal di tahun 628 Masehi. Kala itu Rasulullah bersama 1400 muslim Madinah menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Namun kaum Quraisy menyiagakan pasukan untuk menahan rombongan Rasulullah agar tidak masuk ke Mekkah. Rasulullah mengambil jalan damai dengan kaum Quraisy yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah antara lain : tidak ada peperangan dalam jangka waktu 10 tahun, dan siapapun yang ingin mengikuti Rasulullah diberi kebebasan. Begitu pula siapa pun yang ingin mengikuti kaum Quraisy diperbolehkan secara bebas.
Untuk mengenang jejak Nabi Muhammad SAW di tempat ini, maka dibangunlah Masjid Ji’ronah atau lebih dikenal sebagai Masjid Hudaibiyah. Nabi pernah menginap di Masjid Ji’ronah selama 13 hari. Ji’ronnah merupakan tempat miqot paling afdhal bagi penduduk Mekkah, bahkan nabi pun pernah berihram disini. Jadi jangan lupa membawa ihrom untuk berumroh kembali sesampainya di Mekkah.
Mash di kawasan Hudaibiyah terdapat beberapa peternakan onta, berada di tanah tandus dan kering. umumnya peternaka ini dimiliki pendatang dari Sudan dan dipelihara musiman. Seorang peternak hanya memelihara selama 2 bulan untuk bergantian dengan peternak lain.
Satu peternakan bisa terdapat sekitar 10 sampai 15 onta betina. Yang jantan, cukup seekor saja dan harus dipisah agar tidak tergoda onta betina melulu. Seluruh bagian tubuh onta banyak manfaatnya. Bahkan air kecingnya saja dipercaya berkhasiat menyembuhkan penyakit mata.
Onta berpunuk satu yang nama Latinnya, Camelus dromedarus, dipelihara untuk diambil susunya. Biasanya diperas pagi dan sore hari. Satu onta betina mampu menghasilkan susu sebanyak 3 sampai 5 botol gelas air mineral kecil. Sebotol air mineral dihargai 5 riyal.
Di bulan Ramadhan, susu onta menjadi minuman khas untuk sahur dan berbuka. Rasanya tidak afdol puasanya tanpa minum susu onta. Penduduk Arab dan beberapa negara seperti Sudan, India, dan Arab Saudi juga mempercayai khasiat obat yang terkandung dalam susu onta. Cara minumnya praktis, tidak perlu direbus, begitu diperas bisa langsung diminum.
Bahkan ternyata buih susu onta juga punya manfaat. Menghaluskan kulit muka, apalagi di siang hari yang terik, mengoleskan buih susu onta ke muka terasa sejuk dan segar.
Satu lagi wisata religi yang sayang bila dilewatkan adalah ziarah makam. Pemakaman kuno yang sudah ada sejak jaman Rasulullah SAW terletak di kawasan Jummayzah, sekitar 1 kilometer ke arah utara kota Mekkah. Nama lengkap pemakaman, Jannatul Ma’la, dimana orang biasa menyebutnya hanya dengan Ma`la.
Area pemakaman ini dibuat di masa jahiliyah dan setelah datangnya Islam. Area di sekitar pemakaman di masa lalu dijadikan salah satu jalur Nabi Muhammad memasuki Mekkah saat penaklukkan Mekkah. Ma’la berarti dataran tinggi.
Di pemakaman inilah, diyakini keluarga besar Bani Hasyim, trah keluarga Rasulullah dimakamkan. Antara lain Siti Khadijah istri Rasulullah, meskipun tidak ada bukti Khadijah dimakamkan disini. Beberapa lagi di antaranya adalah Qasim bin Muhamm, anak Rasulullah. Abu Muthalib, kakek rasulullah dan abu thalib, paman Rasulullah, serta para sahabat diyakini dimakamkan disini.
Makam kuno Ma’la termasuk tujuan favorit wisata ziarah jamah haji dan umroh dari berbagai negara, tentu tak melewatkan kesempatan ziarah kesini Meskipun area pemakaman, tetap dimanfaatkan penduduk untuk mengasi rejeki dengan berjualan keliling.
Kini pemakaman kuno Ma’la dijadikan pemakaman umum. Termasuk jama’ah haji Indonesia, sebagian ada yang dimakamkan di sini. Wafat di tanah suci berarti berada di shaf terdepan di alam barzah nanti.
Sistem pemakaman di sini, satu lubang bisa diisi beberapa jasad dan digunakan beberapa kali. Tdak boleh ada nama yang diukir di nisan.cukup ditandai itandai dengan batu. Tata cara ini juga berlaku untuk raja-raja Saudi.
Demikianlah sekelimit cerita tentang umroh dan lokasi-lokasi wisata religi favorit telah dipaparkan di sini. Semoga bisa menjadi pahal bagi kita semua. Amin.
Dan bila panggilan dari-Nya telah masuk dalam relung hatimu,maka segeralah memenuhi-Nya. ***
'Dan bila panggilan dari-Nya telah masuk dalam relung hatimu,maka segeralah memenuhi-Nya...' SUBHANALLAH..!! pengen berangkat sekarang juga..
ReplyDeletesuka banget tulisan nya, banyak info baru yang sy dapat..
ohya, makam ma'la apa sama dengan makam baqi yha??
nice infoo
ReplyDeletewahh lengkap sekali yaa,,,
suka banged dg tulisan ini,,,
Weits seru liat tampilan blog barunya bang.Mmmm...jadi pengen banget kesana bang. Baca tulisan kali ini bisa kayak liat Jejak Islam liputan bang eko itu *emang sama ya* hehehe..., seru n detail banget. Jadi keinget jaman sekolah, belajar Tarikh tentang perjanjian hudaibiyah...,asikin aja :)
ReplyDeletemembaca artikel ini, spt ikut umroh :)
ReplyDeletefoto untanya lucu...
setuju...membaca artikel ini serasa sedang berjalan di masjidil haram..serasa minum susu onta..dan serasa2 lainnya deh..xixixixi...:D
ReplyDeletesukses terus dan tetap kreatif ya to all crew ...
wass..
Siti..Pekanbaru
Subhanallah.. MasyaAllah.. :')
ReplyDeleteAkankah dipertemukan di Jabal Rahmah?? :'(
senengnya sesampai di mekkah
ReplyDelete